Sebuah Wawancara

Sebuah Wawancara

Oh tidak, gw bukan sedang nyari gawean baru. Kebetulan gw udah nyaman dengan kantor gw yang sekarang. Ini adalah wawancara dengan orang dari sebuah majalah (bukan dari majalah lifestyle tentunya) yang kebetulan tertarik dengan crita tentang kapuk valley (okeh, isi situs nya emang mengecewakan. tapi masalahnya hal yang menarik di kaval itu justru datang dari kondisi offline!). Walaupun di blog gw ada kategori Kapuk Valley tapi ironisnya gw blum pernah crita tentang apa itu Kapuk Valley. Next post aja lah yah. Berikut cuplikan wawancara dengan sang reporter..
1. Mohon dijelaskan apa yang telah dan sedang dilakukan kak Novan berkaitan dengan pengembangan jaringan lokal yang sedang dirilis?

Perlu dicatet bahwa segala bentuk pengembangan di kapuk valley tidak semuanya dilakukan oleh gw. sebagian besar merupakan hasil kreatifitas dan kerja keras member2 kapuk valley sendiri.

  • kapuk valley saat ini sudah mempunyai kurang lebih 7 dedicated server yang fungsinya sebagai domain server, message communication server, web server, file server, network management server, internet gateway server ,dan tidak ketinggalan: game server, hehehe..
  • kapuk valley saat ini hanya mengandalkan kabel sebagai media penghubung dan berhubung perangkat wireless semakin murah jadi kemungkinan untuk kedepannya kapuk valley akan menggunakan perangkat wireless sebagai media penghubung.
  • kapuk valley juga berencana untuk membangun redundant server (khusus nya domain server) untuk menciptakan high availability system bagi kapuk valley.

2. Apa yang pertama kali melatarbelakangi hal tersebut (no 1)?

  • Awalnya kapuk valley cuma punya satu dedicated server untuk berbagai layanan, karena makin lama aktifitas jaringan kapuk valley makin tinggi maka dibangunlah beberapa dedicated server lagi dengan layanan khusus.
  • Media wireless digunakan karena mengingat ada banyak calon workgroup baru yang posisinya cukup jauh untuk dijangkau oleh jaringan kapuk valley.
  • Redundant server dibangun untuk mengatasi network yang tidak stabil dan sering terputus karena berbagai hal sehingga warga kapuk valley tetap bisa menikmati fasilitas kapuk valley walaupun dalam kondisi network splitted / disconnected.

3. Bisakah diceritakan secara runut dari awal bagaimana kak Novan bisa seperti sekarang ini?

Dulu itu (sekitar tahun 2001) critanya cuma pengen menghubungkan dua kosan aja untuk kebutuhan tugas kuliah, biar lebih cepet dan efisien aja dari pada harus bawa2 disket (dulu flashdisk masih termasuk barang mewah) yang rentan dan gampang rusak. Selain itu juga biar bisa maen game multiplayer dengan temen2 dari kosan seberang. Trus ternyata dari kosan2 sekitar ada juga yang tertarik untuk bergabung. Ada sekitar 6 kosan yang tergabung dalam satu network pada waktu itu. Pada titik ini, aktifitas jaringan mulai padat. Lebih dari sekedar game multiplayer dan tugas kuliah, tapi juga chatting, forum diskusi, file sharing, bahkan hacking/cracking.

Terinsipirasi dari ide pak Made Wirayana dengan Depok Valley nya, kami sepakat membentuk komunitas kapuk valley berikut kepengurusannya (sekitar november 2002) supaya kapuk valley bisa lebih terawat dan bisa lebih serius pengembangannya. Kosan-kosan yang tadinya tidak berminat bergabung akhirnya tertarik untuk bergabung walaupun mereka harus dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 25.000, ini karena kapuk valley dinilai mulai menunjukkan adanya manfaat bwat mereka. Mulailah jumlah member dan kosan yang bergabung membludak. Jaringan kapuk valley pun jadi makin gede, dan juga makin tinggi aktifitas jaringannya. Perombakan infrastruktur pun dilakukan. Kabel BNC diganti dengan kabel UTP, hub diganti dengan switch yang bandwidth nya lebih besar. Semua perbaikan maupun pengembangan infrastruktur dilakukan dengan memanfaatkan biaya administrasi tadi.

Kalo diitung-itung, jumlah member yang bergabung itu rata2 150 orang per tahun nya dan hingga saat ini kapuk valley telah mempunyai member sekitar 900 orang dengan jumlah kosan yang terhubung sekitar 70 kosan (lebih lengkap nya bisa dilihat di peta kapuk valley di http://www.kapukvalley.net)

4. Adakah kendala2 yang dihadapi?

Kendala utama kapuk valley adalah petir, dimana dengan sekali dentuman nya maka banyak switch dan komputer yang jadi korban. Pernah sekali terjadi, seluruh switch sentral (switch yang digunakan untuk menghubungkan beberapa kosan yang saling berdekatan) rusak total karena petir.

Kendala berikutnya adalah masih banyak warga sekitar yang menganggap dimana ada kabel maka disitu ada listrik sehingga ga jarang kapuk valley mendapat penolakan dari warga sekitar (khususnya pemilik kosan) saat akan melakukan instalasi / perbaikan / pengembangan infrastruktur. Bahkan ada juga yang dengan sengaja memotong kabel yang digunakan kapuk valley. Atau bisa disimpulkan kapuk valley mengalami kesulitan untuk melakukan sosialisasi jaringan komputer ke warga sekitar maupun warga pendatang yang ngekos disitu yang umumnya adalah mahasiswa. Tapi ada juga dari warga sekitar yang bergabung dengan kapuk valley sehingga sangat membantu dalam sosialisasi kapuk valley ke warga sekitar lainnya. Inilah yang membuat kapuk valley lebih diterima oleh warga, bahkan pak lurah pondok cina juga ikut bergabung dengan kapuk valley.

Kendala lainnya adalah dana. Kapuk valley selama ini cuma mengandalkan biaya administrasi sehingga segala bentuk pengembangan di kapuk valley harus ekonomis, ditambah lagi harus adanya budget yang disiapkan untuk menghadapi resiko petir tiap tahun nya atau kabel rusak. Kondisi kas yang pas-pasan ini bikin kapuk valley susah untuk menargetkan pengembangan infrastruktur yang layak untuk sebuah jaringan yang besar.

5. Apa hal2 menyenangkannya?

Banyak!
Kapuk valley itu bener2 komunitas yang menyenangkan. kebanyakan hal yang menyenangkan bagi mahasiswa itu adalah bisa ngobrol dengan sekampus yang kosan nya terpisah jauh, bisa maen multiplayer tanpa harus nongkrong di game center, bisa browsing internet tanpa harus cape2 jalan ke warnet, bisa diskusi dan belajar bareng dari kamar masing2, dan masih banyak lagi.

Disamping itu kapuk valley juga bisa jadi tempat ajang biro jodoh ;)) sampe hari ini tercatat sudah ada 5 pasangan member kapuk valley yang sudah / akan menikah. selebih nya cuma sampe pacaran doank.

6. Bagaimana tanggapan pihak2 lain, misalnya pemerintah daerah setempat, penduduk sekitar, para member Kaval, mahasiswa bahkan dosen yang mengajar pada perguruan tinggi setempat, dsb.?

Ini pertanyaan nya kok agak rancu yah? tanggapan pihak lain terhadap kapuk valley maxut nya?
kalo dari member kapuk valley sendiri mereka seneng dan bangga jadi member kaval. Member kaval ga cuma mahasiswa, tapi juga dosen, warga setempat, bahkan pak lurah. Secara umum, kapuk valley mulai diterima dengan baik walaupun masih ada yang belum setuju dengan ada nya jaringan komputer di lingkungan mereka. Cuma sayangnya, sampe saat ini kapuk valley belum mendapatkan dukungan dari institusi pendidikan yang ada di sekitar kapuk valley, walaupun beberapa dosen dari institusi tersebut ada yang menjadi member kapuk valley.

7. Bagaimana upaya kak Novan untuk mengembangkan bukan saja bisnis pribadi tp juga mengembangkan jaringan lokal agar semakin berkembang luas dan berguna bagi masyarakat luas?

Btw, gw ga punya bisnis pribadi 😛
Tapi memang agak sulit untuk mengembangkan kapuk valley sambil nyari makan (gawe. red), jadi ada yang namanya pengurus kapuk valley yang anggota nya kebanyakan mahasiswa yang masi punya banyak waktu luang untuk mengembangkan dan merawat kapuk valley.

7. Apa harapan kak Novan selanjutnya?

Harapan gw, semoga kapuk valley ini bisa bener2 membantu untuk mewujudkan Depok Valley (seperti idenya pak made wiryana dulu), dan semoga bakal ada “kapuk valley”2 lain yang bermunculan untuk akhirnya membentuk indo valley (kalo aja misalnya nanti biaya koneksi IIX udah digratiskan 😛 )

8. Boleh tahu kak, apa cita2 kak Novan ketika kecil dulu?

Waduh, dah lupa gw. kalo ga salah dulunya (disuruh) pengen jadi dokter 😛

Okeh, segitu doank wawancara nya. Thanks to x412y_pm yang udah peduli dengan kapuk valley 🙂 dan juga bwat wawa yang udah mengantar sang reporter ke gw 😉


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *